Ketika masih SMA, beliau sudah bekerja sendiri secara diam-diam, membanting tulang untuk memenuhi keinginannya. Uang yang didapat dari hasil kerjanya digunakan untuk membayar les menyanyi dan ballet.
Di tahun 1959, beliau berpartisipasi mengisi acara di hotel Imperial, Tokyo yang merupakan momen yang bakal merubah hidupnya. Ketika itu pemerintah Jepang sedang menyambut kehadiran Bapak Soekarno sebagai Presiden Pertama RI pasca kemerdekaan Indonesia.
Singkat cerita, beliau menikah dengan Bapak Soekarno sebagai istri ketiga pada tanggal 3 maret 1962 dan Bapak Soekarno memberi nama baru kepada beliau yaitu Ratna Sari Dewi Soekarno, ketika itu beliau masih berusia 19 tahun.
Sejak menikah dengan Bapak Soekarno, beliau menikmati ketenaran dan kehidupan yang sangat makmur dan posisi terhormat sebagai istri dari seorang Presiden Indonesia.
Dari salah satu artikel berbahasa mandarin, akibat dari pernikahan ini, hubungan Jepang dan Indonesia semakin membaik dengan banyaknya proyek-proyek besar yang diperoleh pemerintah Jepang di Indonesia dan Ibu Dewi Soekarno juga berperan aktif dalam melindungi aset-aset Jepang di Indonesia serta aktif membantu para tentara Jepang yang masih tertinggal di Indonesia.
Peningkatan hubungan ini juga membuat Jepang memberikan bea siswa kepada 500 orang Indonesia untuk belajar ke Jepang.
Pada masa-masa kejatuhan Bapak Soekarno tahun 1965, beliau terpaksa mengungsi keluar dari Indonesia dan ini permintaan Bapak Soekarno kepada beliau untuk segera meninggalkan Indonesia demi keamanan beliau beserta bayi yang di kandungnya, waktu itu Ibu Dewi sedang mengandung anak dari Bapak Soekarno.
Beliau pergi meninggalkan Jakarta dan terbang menuju Paris dan melahirkan anaknya disana yang diberi nama Kartika Sari Dewi Soekarno.
Pada tahun 1970, ketika beliau masih bermukim di Paris, beliau membaca berita mengenai situasi di Indonesia dan mendapatkan kabar bahwa Bapak Soekarno sedang sakit dan dirawat di rumah sakit.
Dengan tekad yang bulat, beliau memutuskan untuk kembali ke Indonesia untuk menjumpai suami tercintanya, walaupun situasi saat itu yang cukup membahayakan dan riskan bagi beliau, beliau tidak gentar dan bahkan rela mati demi melihat Bapak Soekarno.
Ketika itu beliau menghubungi seorang journalist asal Belanda untuk membantu kepulangan beliau ke Indonesia. Dalam perjalanan dari Paris ke Indonesia, sang pilot melihat Ibu Dewi didalam pesawat JAL dan menyarankan Ibu Dewi untuk membatalkan niatnya kembali ke Indonesia demi keselamatan dirinya.
Ketika transit di Singapore, dua orang pejabat Indonesia menghubungi Ibu Dewi untuk membatalkan niatnya kembali ke Indonesia demi keselamatan beliau.
Dengan segala usaha dan tekad yang bulat, akhirnya beliau sampai juga di Jakarta dan langsung menemui Bapak Soekarno yang sedang sekarat di rumah sakit. Kala itu Bapak Soekarno sudah tidak ingat siapapun mengingat kondisinya yang cukup parah.
Kecintaan Ibu Dewi Soekarno terhadap Bapak Soekarno memang sangat besar, beliau pernah mengatakan bahwa tidak ada yang bisa menggantikan Bapak Soekarno di hatinya, bahkan beliau pernah mencoba untuk menikah kembali tapi gagal ditengah jalan karena beliau tidak bisa melupakan Bapak Soekarno.
Hebatnya, semua itu bukan karena posisi Bapak Soekarno kala itu, tapi beliau memang mengagumi Bapak Soekarno sebagai seorang suami dan beliau sangat dalam mencintai Bapak Soekarno. | uniqpost.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar