Anis Matta Diduga Terlibat Kasus Pencucian Uang

Anis Matta Diduga Terlibat Kasus Pencucian Uang

Semboyan lanjutkan yang dikumandangkan partai demokrat ternyata dilaksanakan dengan baik oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), lanjutkan versi KPK ini terwujud dalam lanjutan pengembangan penyidikan kasus suap impor daging sapi di Kementerian Pertanian. Hasil pengembangan penyidikan kasus suap impor daging sapi di Kementerian Pertanian yang telah dilakukan oleh KPK mulai berbuah hasil, KPK telah mengendus adanya praktek kotor tindak pidana pencucian uang yang diduga dilakukan oleh salah satu tersangka kasus suap daging impor yakni Ahmad Fathanah orang kepercayaan sekaligus operator lapangan mantan presiden PKS Luthfi Hasan Isaaq.

Menurut juru bicara KPK, Johan Budi mengungkapkan bahwa KPK telah menemukan cukup bukti yang mengarah pada dugaan Tindak PIdana Pencucian Uang (TPPU) sehingga selain terjerat kasus suap daging impor, Ahmad Fathanah juga dijerat dengan pasal 3,4 atau 5 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan TPPU Juncto Pasal 55 ayat 1 ke 1 KUHP.

Bersamaan dengan penetapan TPPU tersebut, KPK menyita empat buah mobil mewah milik Ahmad Fathanah. Keempat mobil yang disita penyidik KPK adalah mobil Toyota jenis FJ Cruiser warna hitam dengan nomor polisi B 1330 SZZ, mobil Toyota Alpard warna putih bernomor polisi B 53 FTI, mobil Toyota jenis Land Cruiser Prado TX warna hitam dengan nomor polisi B 1739 WFN, dan mobil Mercy C 200 warna hitam bernomor polisi B 8749 BS.

Selain Mobil Mercy, diketahui 3 mobil dibeli dari dealer William Mobil Pondok Indah. Kempat mobil itu ditaksir mencapai Rp 4,3 miliar. Keempat mobil tersebut disita dari kediaman Ahmad Fatanah, salah satunya disita dari Apartemen Margonda Resident, Depok. Dimana ditempat itu, Fatanah satu atap dengan salah satu istri yang bernama Septi Sanustika. Saat ini kempat mobil tersebut diparkir dipelataran parkir gedung KPK.

Lanjutan dari pengembangan kasus suap impor daging dan tindak pidana pencucian uang ini memang harus diusut secara tuntas oleh KPK, langkah baru yang dilakukan oleh KPK terhadap Ahmad Fathanah yang dijerat pasal pencucian uang tentunya tidak hanya berakhir pada sosok Ahmad Fathanah karena terindikasi praktek kotor tindak pidana pencucian uang ini adalah mata rantai dari kejahatan korupsi yang dilakukan oleh orang-orang yang berada dilingkaran Ahmad Fathanah, karena tidak mungkin Ahmad Fathanah melakukan praktek kotor pencucian uang tersebut sendirian, apalagi terungkapnya kasus suap impor daging ini diduga bagian dari bisnis kartel daging sapi yang dilakukan oleh partai tertentu yang bermain dalam bisnis daging sapi.

Sehingga sangat tidak mungkin kalau Ahmad Fathanah melakukan semuanya itu hanya seorang diri apalagi kalau bicara bisnis kartel daging sapi ini yang berkaitan dengan importasi, para pelaku bisnisnya tentu sangat mengandalkan patronnya dan tidak perlu seorang ahli karena yang penting adalah lobi-lobi, dengan melakukan suap sana dan suap sini serta apapun akan mereka lakukan walaupun harus menerjang kaidah hukum dan kaidah agama.

Ahmad Fathanah bukan hanya sekedar orang kepercayaan Luthfi Hasan Isaaq, Lalu apakah dia hanya sekedar berteman dengan Luthfi Hasan Isaaq ataukah ada lingkaran lain dibalik akrabnya Luthfi dan Fathanah, Apakah Fathanah hanya akrab dengan Luthfi dan hanya sekedar menjadi kurir atau operator lapangan saja, apakah tidak ada petinggi-petinggi Partai Keadilan Sejahtera lainnya yang diduga melakukan hal yang sama, terutama keterkaitan melakukan bisnis terhadap Ahmad Fathanah. Entah bisnis apa tentunya patut ditelusuri oleh pihak penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Apalagi berdasarkan fakta yang diungkap oleh Majalah Tempo edisi Februari 2013 yang menurunkan laporan utama tentang Partai Putih di Pusaran Kasus Hitam, laporan itu membuka fakta tentang kasus dugaan suap yang melibatkan Luthfi dan pentolan PKS lainnya. Kejadian sebelum Ahmad Fathanah diringkus KPK beberapa jam sebelumnya pada Selasa, 29 Januari 2013, menggambarkan kedekatannya dengan Anis Matta yang saat itu menjabat Sekjen PKS. Pada Selasa siang dua pekan lalu, dari apartemen Margonda Residence, Depok, tempat tinggalnya, Ahmad meluncur ke Senayan. Di gedung DPR, ia menemui Luthfi dan Anis.

Ahmad memang bukan orang asing dimata Anis. Petunjuknya ada di dalam tas jinjing Ahmad yang disita KPK setelah ia ditangkap di kamar 1740 Hotel Le Meridien bersama perempuan muda bernama Maharani, Selasa malam dua pekan lalu. Beberapa lembar salinan sertifikat rumah atas nama istri pertama Anis, Anaway Irianti Mansyur, terselip di dalam tas pria itu. sehingga jejak Anis Matta secara tidak langsung ada didalam tas Ahmad Fathanah yang telah disita KPK.

Dimintai konfirmasi pada Kamis pekan lalu, Anis tak membantah kenal Ahmad. Dia menyatakan tahu karena keluarga lelaki itu merupakan pengasuh pondok pesantren terkenal di Sulawesi Selatan, tempat asalnya. Anis mengatakan lupa waktu terakhir kali Ahmad datang ke ruangannya. yang pasti, kata dia, bukan Selasa siang dua pekan lalu, sebelum Ahmad ditangkap KPK. Ketika itu, Ahmad membawa seseorang yang berniat menjadi calon Gubernur Nusa Tenggara Barat. “Kami membahas persiapan pilkada di beberapa tempat,” kata Anis. (kutifan tempo)

Adanya jejak Beberapa lembar salinan sertifikat rumah anis matta di tas Ahmad Fathanah tentunya harus ditelusuri lebih dalam oleh KPK, secara logika awam bagaimana mungkin sebuah surat berharga yang dimiliki oleh orang yang cukup mempunyai banyak jabatan politis tersebut bisa terdampar di tas seseorang, tentu ada rencana sebelumnya yang ingin dilaksanakan oleh Ahmad Fathanah, entah mau beli rumah, jual rumah atau dibelikan rumah dsbnya, karena tidak menutup kemungkinan ini bagian dari sepak terjang Ahmad Fathanah yang terbukti telah mendapat tambahan perkara dalam hal tindakan pidana pencucian uang. Sehingga diduga adanya sertifikat Anis matta didalam tas ahmad Fathanah, ada dugaan Anis Matta terlibat dalam bagian jaringan pencucian uang.

Untuk membuktikan adanya dugaan keterlibatan Anis Matta dalam bagian jaringan pencucian uang tentunya KPK harus segera memanggil Anis Matta untuk dimintai keterangan sebagai saksi terkait hubungannya dengan Ahmad Fathanah terutama ada apa dibalik terselipnya sertifikat Anis didalam tas Fathanah atau ada kemungkinan-kemungkinan lain yang mengikutinya. Sebagaimana dijelaskan diatas, sangat tidak mungkin kalau Ahmad Fathanah hanyalah aktor tunggal dibalik kasus pencucian uang. 

Saat ini publik memang tinggal menunggu lanjutan-lanjutan baru dari KPK terkait dengan pengembangan kasus Pencucian Uang yang dilakukan oleh Ahmad Fathanah dan tidak menutup kemungkinan masih ada lagi calon tersangka baru yang memang sedang dibidik oleh KPK.

Berita lainnya :



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *

Back To Top