Banyak informasi simpang siur yang beredar terkait penetapan Luthfi Hasan Isaaq mantan presiden PKS sebagai tersangka oleh KPK, yang mana dalam Operasi Tangkap Tangan kasus suap impor daging di Kementerian Pertanian sebetulnya yang tertangkap tangan di Hotel Le Meridien adalah Luthfi Hasan Isaaq sendiri dan bukannya Ahmad Fathanah yang selama ini diberitakan tertangkap tangan bersama seorang wanita muda bernama maharani seorang mahasiswa salah satu perguruan tinggi di Jakarta.
Kronologis cerita simpang siur yang beredar, bahwa setelah Ahmad Fathanah menerima uang suap sebesar 1 Milyar dari PT Indoguna Utama dan uang suap tersebut langsung diserahkan Ahmad Fathanah ke Luthfi Hasan Isaaq di kamar hotel Le Meridien, namun uang satu milyar tersebut sudah tidak utuh lagi, hanya tersisa 980 juta rupiah ditangan Luthfi Hasan Isaaq sedangkan Ahmad Fathanah dan Maharani masing-masing membawa 10 juta rupiah.
Ketika Operasi tangkap tangan terhadap mantan presiden PKS tersebut, Luthfi Hasan Isaaq terlihat menangis dan minta-minta ampun memohon pada para tim penyergap KPK yang menangkapnya di Hotel Le Meridien, alasan utama Luthfi memohon sambil menangis adalah terkait dengan nama baik pemimpin umat dan PKS. Luthfi memohon agar kasus tertangkap basahnya dia bersama uang suap dan seorang wanita ini tidak sampai ke publik, hal ini Luthfi lakukan demi citra PKS serta mengingat statusnya sebagai pemimpin umat. Begitulah permintaan Luthfi Hasan Isaaq pada penyidik KPK.
Penyidik KPK pun kemudian meminta izin pada Ketua KPK Abraham Samad untuk memenuhi permintaan Luthfi Hasan Isaaq ini. Dan berselang setelah itu Ketua KPK dan jajarannya melakukan rapat kecil untuk membahas permintaan Luthfi Hasan Isaaq ini. Pada awalnya permintaan Luthfi Hasan Isaaq ini tidak disetujui oleh Pimpinan KPK kecuali oleh Ketua KPK Abraham Samad. Setelah alotnya silang pendapat mengenai hal ini, akhirnya disetujui dengan pertimbangan khawatir nama baik pemimpin umat, dan hal-hal lain yang akan berdampak pada kericuhan umat, sebab yang ditangkap adalah seorang Presiden Partai Keadilan Sejahtera dan juga seorang pemimpin umat.
Lalu dibuatlah sebuah skenario yang seolah-olah Luthfi Hasan Isaaq dijemput dan langsung ditahan KPK. Kronologi ini sebenarnya sudah disampaikan kepada elit PKS, kondisi inilah yang akhirnya membuat PKS merelakan Luthfi Hasan Isaaq langsung ditahan. Dan kader-kader PKS tidak bergejolak dan berdemo melawan KPK. Maka untuk mengalihkan isu penangkapan Luthfi Hasan Isaaq, PKS kemudian membuat statement bahwa ada konspirasi untuk melemahkan PKS. Skenario KPK yang disampaikan ke elit PKS ini pula yang menyebabkan tidak ada perlawanan dari PKS ketika Luthfi Hasan Isaaq ditetapkan sebagai tersangka.
Menjadi sebuah misteri dan menimbulkan pertanyaan ketika penangkapan sosok Ahmad Fathanah yang diduga sebagai orang dekat Luthfi Hasan Isaaq dan jika benar Ahmad merupakan orang terdekat Luthfi Hasan Isaaq lantas bagaimana KPK dapat menyimpulkan Luthfi Hasan Isaaq ikut terlibat dalam skandal kasus daging impor hingga langsung menjemput secara paksa pentolan petinggi PKS ? Diluar konteks telah ditemukan dua alat bukti yang cukup, sepertinya ada sebuah skenario yang diduga telah dipersiapkan sebelumnya bahwa memang luthfi Hasan Isaaq benar-benar tertangkap tangan di hotel.
Bila informasi simpang siur itu benar adanya dan ketika KPK sudah memberikan toleransi yang sangat bijak, mengapa beberapa elit PKS masih saja melakukan pernyataan demi pernyataan yang selalu bernada miring terhadap KPK, hal ini juga dilakukan oleh kader-kader PKS yang tetap tidak ikhlas menerima kenyataan kalau panutannya telah menjadi pesakitan.
Seharusnya para elit dan kader PKS tidak usah panik dan emosi seperti itu, biarkan KPK menjalankan tugas dan kewenangannya yang telah diatur berdasarkan peraturan perundangan-undangan. Pembuktian benar atau tidaknya informasi simpang siur tersebut serta benar atau tidaknya Luthfi Hasan Isaaq sebagai orang yang diduga bermain dalam pusaran hitam dibalik impor renyah daging berjanggut, semua itu nantinya pasti akan terbukti dalam proses persidangan yang tidak lama lagi akan segera digelar di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi.
Khusus untuk informasi simpang siur terhadap Luthfi Hasan Isaaq yang tertangkap tangan di Hotel Meridien, bila fakta ini benar, tentunya sangat tidak mungkin akan terungkap di sidang pengadilan mengingat skenario awal memang sudah disusun sedemikian rupa, namun hal ini tidak menutup kemungkinan akan terjadi bila KPK secara terus menerus dipojokan dengan segala macam tuduhan, maka mau tidak mau bila informasi simpang siur tersebut benar adanya, KPK pasti akan membuka tabir gelap tersebut sebagai bukti bahwa tindakan yang dilakukan oleh KPK benar adanya.
Berita lainnya :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar