Orang-orang PKS pasti kenal dengan yang namanya Yusuf Supendi, mantan anggota Majelis Syuro dan salah satu pendiri Partai Keadilan (PK) atau cikal bakal berdirinya Partai Keadilan Sejahtera (PKS), kalau orang-orang PKS pura-pura tidak kenal dengan Yusuf Supendi berarti dia bukan orang PKS tulen alias kualat atau sakit hati karena salah satu pendirinya telah mengobok-obok dapurnya sendiri.
Apa yang sudah dilakukan oleh seorang Yusuf Supendi tentunya bukan tanpa alasan atau bersipat mengada-ada. idealismenya patut diapresiasi dengan baik, sikapnya yang tegas tanpa tedeng aling-aling untuk mengungkapkan fakta yang ada terutama menentang cara kerja dan kolusi elit-elit PKS, sehingga fakta ini membuktikan bahwa seorang yusuf tetap komitmen terhadap garis perjuangannya.
Banyak sudah yang disuarakan oleh Yusuf Supendi dan so pasti banyak elit-elit PKS yang merasa gerah dan kebakaran jenggot dengan suara-suara sumbang sang peniup peluit ini. Beragam cerita yang sudah dilakukan oleh sang peniup peluit ini sudah banyak terekspos di media massa.
Namun dari semua nyanyian sang peniup peluit ini, ada satu kisah yang diceritakan secara langsung oleh yang bersangkutan berdasarkan kutifan dari www.merdeka.com, cerita ini tentang Misteri Hilmi Aminuddin, bos besar atau Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera, Dalam cerita tersebut dikisahkan bagaimana seorang Hilmi yang dulu terlilit utang kini menjadi penguasa lembang.
Berikut ini ceritanya :
Beginilah kehidupan Hilmi Aminuddin sepulang menamatkan kuliah pada akhir 1979 dari Fakultas Syariah Universitas Islam, Madinah, Arab Saudi.Dia menjadi juru dakwah di Kedutaan Besar Saudi di Jakarta. Hilmi saat itu masih hidup merana. Istrinya tidak bekerja. Mereka mengontrak rumah petakan tanpa dilapisi ubin di Kebon Melati, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Hidupnya mengandalkan pendapatan bulanan sebagai dai. "Motor saja dia tidak punya," kata Yusuf Supendi, salah satu pendiri Partai Keadilan sebelum berganti nama menjadi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), saat ditemui merdeka.com di tempat tinggalnya, Jalan Lapan V nomor 28, Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Senin malam pekan lalu.
Dia lantas pindah menyewa rumah agak lebih besar di daerah Kalimalang, Jakarta Timur. Sang istri, Nining, mulai membantu suaminya dengan berjualan busana muslimah. Istri Yusuf Supendi termasuk rekanan bisnisnya. Meski begitu, kehidupan Hilmi masih jauh dari sejahtera. Motor pertama dia peroleh dari jatah kredit seorang guru kader PKS bernama Bali Pranowo. Kemudian mendiang Sarwizih, pengusaha ban sekaligus murid Hilmi, membelikan dia mobil Kijang seharga Rp 4,6 juta. Lantas dia mendapat mobil jip Rocky dengan uang muka dan cicilan bulanan dibayarkan oleh mantan Menteri Riset dan Teknologi Suharna. Suharna tidak bisa ditemui di rumahnya, Depok, Jawa Barat, saat merdeka.com ingin meminta konfirmasi mengenai cerita ini.
Yusuf menegaskan dia termasuk orang paling dekat dengan Hilmi. Saking karibnya, Hilmi memanggil Yusuf dengan sebutan ayi (adik dalam bahasa Sunda) dan Yusuf memanggil Hilmi akang (kakak). Menurut dia, Hilmi sering memanggil dia ke rumah jika ingin menumpahkan perasaannya terhadap pelbagai persoalan dan itu bisa berlangsung dalam hitungan jam. "Akang masih banyak utang," ujar Yusuf menirukan ucapan Hilmi pada satu waktu. Setelah mendirikan Partai Keadilan pada 1998, Hilmi mulai rajin mencari dana buat menghidupi partai baru itu. Yusuf mengungkapkan Hilmi rajin mondar-mandir Timur Tengah. Menurut informasi dia peroleh, setoran itu berasal dari lembaga sosial atau donatur pribadi di Kuwait, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, dan belakangan Qatar. "Hilmi sendiri cerita sama saya. Kalau nggak salah pernah ada setoran Rp 800 juta.
Perlahan kehidupannya merangkak naik, Dia bisa membangun rumah tiga lantai di dekat kontrakannya di Kalimalang. Kemudian pada 2003, dia membangun vila di Cinangka, Pantai Karang Bolong, Banten. Hingga 2004, rapat majelis syuro sering menggunakan vila itu. Yusuf mengatakan vila itu terdiri dari belasan bangunan dan masing-masing meliputi dua lantai. Vila itu berdiri di atas lahan milik orang NII (Negara Islam Indonesia) yang diserahkan kepada Danu Muhammad Hasan, ayah Hilmi, dan diakui sebagai wakaf Haji Malik (tokoh Banten). Ketika dihubungi melalui telepon selulernya, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Banten Mas'ah Toyib awalnya berbelit-belit saat ditanya soal vila itu. Dia akhirnya mengakui keberadaan bangunan itu, namun tidak tahu asal usulnya.
Empat tahun kemudian, dia membangun rumah dan penginapan dilengkapi pelbagai fasilitas di Lembang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Konon ukuran luasnya bukan hektar tapi bukit. "Lima bulan lalu ada yang cerita ke saya sudah memiliki dua bukit, mau membeli bukit ketiga," tutur Yusuf. Dia juga memperoleh informasi Hilmi memiliki peternakan sapi di Desa Cibodas, Lembang, dan kabarnya pabrik susu miliknya lebih canggih ketimbang pabrik Indomilk di Pasar Rebo. (sumber : www.merdeka.com)
Kalau bicara tentang kisah Yusuf Supendi ini ternyata sungguh luarbiasa perubahan hidup yang terjadi pada sosok hilmi aminudin, namun ada yang lebih menarik dari kisah seorang hilmi ini, berikut kisahnya :
Perkebunan Hilmi Luasnya 500.000 Meter
Manusia mana yang tidak ingin hidupnya bahagia, walaupun arti kebahagian bukan di lihat dari banyaknya harta yang di milikinya. Mau di bawah kemana harta kita yang begitu banyak, sebab bila kita meninggal dunia, hanya kain kafan saja yang bisa kita bawa. Selanjutnya yang bisa menolong kita adalah segala amal perbuatan baik di dunia dan ilmu yang bermanfaat serta do’a anak yang sholeh.
Seorang Hilmi yang mempunyai perkebunan seluas 500.000 Meter, tentu bisa di bilang dia adalah pria yang sangat kaya raya, bayangkan bila harga tanah 100.000 per-meter bila di rupiahkan saja total hampir Rp. 50.000.000.000,-. Uang sebanyak itu tentu membuat kehidupan Hilmi, so pasti bergelimpangan harta benda.
Darimana Hilmi bisa mendapatkan ratusan ribu tanah yang dia pergunakan untuk perkebunan, hasil penyelidikan yang telah saya lakukan dalam beberapa minggu terakhir ini, akhirnya terungkap juga darimana Hilmi mendapatkan tanah perkebunan yang sangat luas itu, ternyata semua berawal dari kisah berikut ini :
Siapa menyangka kalau Hilmi mempunyai seorang bapak angkat yang usianya hampir mendekati 87 tahun. Ayah angkat Hilmi ini kebetulan tidak mempunyai anak, Karena sudah sangat tidak kuat lagi secara fisik, maka laki-laki tua tersebut memanggil Hilmi untuk menyampaikan kabar terkait harta yang di milikinya itu, inilah percakapannya :
Ayah Angkat : Anakku Hilmi…..Ayah sudah sangat tua, sepertinya ayah perlu mempersiapkan diri agar kamu ketahui bahwa Ayah ingin sekali kamu yang merawat perkebunan milik Ayah. Tolong di teruskan perawatannya.
Hilmi : Sudah tidak usah di pikirkan, Ayah….yang penting jagalah kesehatan ayah, soal perkebunan biar nanti saja.
Ayah Angkat : Aku serahkan segala isi kebun, ternak, villa, traktor, semuanya untuk kamu. Tolong rawat baik-baik. Jangan lupa setiap hari kamu siram.
Hilmi : Baik Ayah, tenang saja pasti saya urus, tapi kenapa saya baru tahu kalau Ayah punya perkebunan seluas 500.000 meter ? di mana lokasinya ? sertifikatnya mana ?
Ayah Angkat : Ada anakku. itu ayah simpan di komputer, buka Facebook saja. Perkebunan Ayah ada di FARMVILLE, Nanti Ayah beritahu PASSWORD-nya he he he he
Jangan terlalu serius dong fren…….santai saja, kalau cerita hilmi versi ini cuma bo’ong-bo’ongan doang he he he he dan sangat beda dengan cerita versi yusuf supendi wk wk wk wk.
Berita lainnya :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar