Salah satu alasan yang dikemukakan oleh SBY terkait dengan bersedianya beliau menjadi Ketua Umum Partai Demokrat adalah karena beliau telah menggelar empat kali pertemuan untuk mencari sosok yang tepat setelah Anas Urbaningrum turun tahta dan yang lebih penting lagi adalah perkembangan utamanya ketika 10 hari terakhir menjelang Kongres Luarbiasa, SBY mendengar bahkan termasuk dari pimpinan daerah, bahwa mayoritas kader menghendaki agar SBY untuk sementara memimpin partai ini sampai dengan keadaannya kembali pulih seperti sediakala, kata SBY.
Sekilas memang pernyataan SBY tersebut terkesan masuk akal, namun dibalik minatnya SBY menjadi ketua Umum sebenarnya ada agenda besar yang ingin dilakukan dan diharapkan dapat terwujud untuk kepentingan strategis dan taktis.
Pertama, SBY sadar bahwa sebentar lagi masa jabatannya sebagai Presiden Republik Indonesia akan segera berakhir, praktis setelah lengser, SBY tidak mempunyai kekuatan lagi dan ini yang dikhawatirkan oleh SBY, apalagi diduga beberapa kasus lama dikhawatirkan akan muncul kembali bagaikan bola salju liar, sehingga tanpa mempunyai kekuatan lagi, bola salju liar ini tentunya akan sangat berbahaya bagi SBY. Maka dengan tetap memegang kendali Partai Demokrat, SBY berharap masih mempunyai kekuatan lagi dan nilai tawar yang tinggi.
Kedua, SBY juga belajar dari kasus memelihara anak macan yakni sosok Anas Urbaningrum yang di akhir perjalanannya sebagai ketua Umum Partai Demokrat sempat terindikasi banyak melakukan perlawanan dan terkesan tidak loyal, kondisi ini tentunya menjadi pertimbangan bagi SBY untuk tidak lagi mempercayai siapapun yang memegang kendali Partai Demokrat, karena trauma ditikam dari belakang.
Publik tentu sudah paham, bagaimana sosok SBY yang sering terlihat banyak melakukan tingkah laku politik paranoid dan rasa takut yang berlebihan tersebut tentunya bisa menjadi indikator rasa ketakutan dan was-was yang sama ketika beliau lengser sebagai Presiden, Sehingga mau tidak mau untuk mengamankan beberapa kasus yang akan muncul kembali pasca lengsernya SBY, maka cara terbaik yang dilakukan SBY adalah dengan tetap memegang kendali Partai Demokrat dan langsung sebagai Ketua Umumnya.
Ketiga, SBY merasa yakin bahwa anjloknya elektabilitas Partai Demokrat, diakibatkan oleh ulah beberapa elit Partai yang terlibat beberapa kasus korupsi, SBY dengan penuh percaya diri tetap berpikir bahwa rakyat masih tetap mengaguminya dan mempercayainya, sama seperti pemilu 2004 dan pemilu 2009, Karena itu SBY dengan keyakinan yang luarbiasa berharap bahwa tampilnya beliau sebagai Ketua Umum Partai Demokrat diharapkan dapat meningkatkan kembali kepercayaan rakyat pada Partai Demokrat dan kepercayaan ini diharapkan dapat meningkatkan elektabilitas Partai di mata masyarakat.
Keempat, agenda Kongres luarbiasa Partai Demokrat, setidaknya bisa menjadi alat legitimasi yang kuat bagi SBY untuk mengusung kader partai yang ingin menjadi anggota legislatif, dengan pertimbangan, bila pelaksanaan Kongres Luarbiasa tidak di segerakan, maka di khawatirkan Partai akan mengalami hambatan ketika diwajibkan untuk menyerahkan daftar calon legislatif yang sebentar lagi batas waktu penyerahannya akan segera berakhir.
Tanpa memilih Ketua Umum yang baru, tentunya akan menimbulkan masalah besar bagi Partai, mengingat walaupun secara de facto Anas Urbaningrum sudah di lengserkan, tetapi secara de jure Anas Urbaningrum masih tetap mempunyai hak sebagai Ketua Umum yang akan menandatangani daftar calon legislatif. Kondisi ini tentunya akan sangat berbahaya bagi SBY, karena dikhawatirkan penempatan calon anggota legislatif ini akan didominasi oleh kelompoknya Anas Urbaningrum.
Saat ini secara aklamasi, SBY memang telah terpilih sebagai Ketua Umum Partai Demokrat periode 2013-2015, praktis selama dua tahun ini SBY akan memegang kendali secara penuh terhadap Partai Demokrat, namun waktulah yang nanti akan menentukan dan menjawab kegusaran SBY tersebut, terutama terkait dengan dugaan beberapa masalah yang akan muncul di kemudian hari, misalkan dugaan kasus Mega skandal bailout Century, Manipulasi IT KPU, kasus Hambalang dan Manipulasi Pajak SBY dan keluarganya, Beberapa masalah ini memang selalu ramai diperbincangkan dan dituntut penyelesaiannyan oleh publik.
Berita Terkait :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar