Kancil Pilek Suswono Bebas Dari Hukuman

Kancil Pilek Suswono Bebas Dari Hukuman

Rakyat hutan belantara harmoni adalah negeri tempat tinggal para binatang, segala macam binatang hidup dihutan belantara ini, Mengapa hutan belantara ini dinamakan harmoni, karena sang raja hutan berharap agar rakyatnya dapat hidup harmoni dengan slogan kerajaan, demi keadilan dan sejahtera, namun lebih dari itu, arti kata dari harmoni adalah sebuah kebebasan bagi rakyat hutan belantara untuk memperbanyak mencari pasangan hidup, Sang raja hutan yang bernama singanismata ini berharap dengan memperbanyak pasangan hidup, kelak suatu saat nanti bisa dimanfaatkan untuk menjadi balatentara kerajaan demi meraih kekuasaan yang lebih luas. 

Maka tidak heran bila melihat kehidupan rakyat hutan belantara, sering terlihat seekor sapi bisa punya pasangan hidup sebanyak 4 atau 5 dengan jumlah anak-anaknya bisa mencapai belasan ekor. Sang raja singanismata sendiri telah memberi contoh dengan memperbanyak pasangan hidup, malah salah satu pasangan hidupnya berasal dari negeri sebrang lautan bernama uzbekistania, konon kata sang raja, dengan mencari pasangan hidup dari luar negeri hutan belantara setidaknya dapat memperbaiki keturunan. 

Saat ini kehidupan rakyat hutan belantara harmoni sedang resah dan gelisah, rakyatnya disuruh kerja, kerja dan kerja. Mereka semua dipaksa bekerja atas nama cinta dan bakti pada sang raja hutan singanismata. Siapapun yang melawan titah sang baginda raja akan dihukum dan dinyatakan tidak akan bisa menikmati indahnya surgawi dengan bidadari-bidadari yang cantik jelita. 

Karena kepatuhan terhadap sang raja dengan slogan cinta dan kerja dinegeri harmoni, maka rakyat negeri harmoni seperti rakyat yang taqlid buta malah kalau dipikir-pikir, taqlid buta ini layaknya sebuah robot yang hidup dalam kendali hipnotis massal melalui indokrinisasi dengan berbagai metodenya. 

Akibat taqlid buta, membuat rakyat hutan belantara harmoni merasa dirinya besar padahal kenyataannya ia telah terkungkung oleh belenggu dogma dan fanatisme sempit yang mengecilkan arti keberadaan orang lain. Kalau sudah begini bagi orang taqlid sepertinya surgawi itu telah nampak dipelupuk mata dan tinggal menempatinya saja. walaupun tanpa mereka sadari bahwa orang yang terkungkung oleh fanatisme dogma, Celakanya mereka ini hanya akan menjadi pecundang dibuminya TUHAN. 

Ketika rakyat harmoni sedang asyik kerja dan kerja atas nama cinta, tiba-tiba terdengar kabar kalau sang raja hutan singanismata sedang dilanda sakit, seluruh badan sang raja mendadak menjadi bau, namun tak satu pun punggawa-punggawa istana kerajaan yang berani mengatakan secara terus terang kalau sang baginda raja berbadan bau, mereka para abdi setia sang raja merasa khawatir sang raja akan tersinggung dan menjadi marah serta murka. 

Sang raja hutan singanismata sadar bahwa dirinya memang bau, karena itu sang raja mencoba melakukan tes mental dengan memanggil beberapa punggawa istana untuk menanyakan mereka satu persatu terkait dengan keadaan badan sang raja yang memang baunya luar biasa. 

Punggawa istana yang pertama kali dipanggil adalah punggawa senior di kerajaan yang bernama sapiluthfi, 

Singanismata : hai sapiluthfi, apakah benar badanku bau sekali, tanya raja pada punggawa sapiluthfi. 

Karena merasa dirinya senior, sapiluthfi menjawab dengan jujur, benar baginda raja, badan baginda benar-benar bau sekali, jawab sapiluthfi dengan suara bergetar penuh wibawa. 

Mendapat jawaban jujur dari sapiluthfi, ternyata tidak membuat sang raja simpatik, sang raja marah besar terhadap jawaban sapiluthfi dan langsung menerkamnya dan mencabik-cabik sapiluthfi hingga tewas. 

Berikutnya sang raja memanggil punggawa untafathanah, 

Singanismata : hai untafathanah, apakah benar badanku bau sekali, tanya raja pada untafathanah. 

Karena takut nasibnya seperti sapiluthfi, punggawa untafathanah pura-pura menjawab dengan kata-kata manis, wahai baginda raja, badan baginda sangat wangi sekali seperti wanginya sang maharani bidadari surgawi. 

Mendengar jawaban punggawa untafathanah yang terkesan tidak jujur dan berbohong demi menyelamatkan diri, maka tanpa basa-basi lagi sang raja langsung berteriak, anda bohong untafathanah sambil mencabik-cabik untafathanah hingga tewas. 

Selesai mencabik-cabik untafathanah, sang raja lalu memanggil punggawa kancilsuswono dan berkata, hai kancilsuswono, apakah benar badanku bau sekali, tanya sang raja pada kancilsuswono. 

Mendapat pertanyaan dari sang raja singanismata, kancilsuswono sempat merenung sejenak, kancilsuswono berpikir, sapiluthfi berkata jujur tapi tewas, untafathanah berkata bohong juga tewas, untungnya otak cerdik punggawa kancilsuswono langsung bekerja, sang kancilsuswono langsung berkata pada sang raja. 

Wahai baginda raja yang mulia, saya mohon beribu-ribu maaf, saya tidak bisa membedakan bau atau tidak bau badan baginda raja, karena saat ini saya sedang sakit pilek. 

Alangkah kagetnya kancilsuswono ketika tiba-tiba sang raja berkata, hai kancilsuswono, silahkan kamu pergi dari hadapanku, karena kau sedang sakit pilek maka tiada manfaat bagiku untuk menanyakanmu, tetapi sebelum engkau pergi, aku ingin kamu menjadi anggota legislatif di negeri belantara harmoni ini dan aku perintahkan kamu mewakili daerah pemilihan java tengah belantara 

Wah ternyata kancilsuswono memang cerdas karena dengan akal bulusnya, dia mampu menipu sang raja, malah mendapat bonus menjadi wakil rakyat daerah pemilihan java tengah belantara 

Berita lainnya : 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *

Back To Top