Sekitar 200 orang berkumpul di jalanan di Brixton, daerah di selatan London yang mengalami kerusuhan parah pada tahun 1980-an silam. Mereka membawa spanduk-spanduk bertuliskan "Rejoice - Thatcher is dead".
Orang-orang bahkan minum-minum dan bersulang serta menari-nari mengikuti lagu-lagu hip-hop dan reggae yang diputar keras-keras.
"Saya sangat, sangat senang. Dia telah melakukan begitu banyak kerusakan bagi negeri ini," cetus seorang pria seperti dilansir kantor berita AFP, Selasa (9/4/2013).
Sejumlah warga bahkan membawa kertas bertuliskan "Ding dong, penyihir telah tewas". "Kami di sini untuk merayakan kematiannya," kata seorang wanita berumur 50 tahun, Carole Roper.
Roper pun mencetuskan dirinya membenci kebijakan-kebijakan Thatcher. Bahkan menurutnya, mantan PM wanita pertama Inggris itu tidak berbuat apapun untuk membantu rakyat miskin di negeri itu. Brixton merupakan tempat kejadian kerusuhan ganas pada tahun 1981, atau dua tahun setelah Lady Thatcher menjadi PM Inggris.
Aksi serupa juga berlangsung di kota Glasgow. Lebih dari 300 orang berkumpul untuk 'berpesta' atas kematian Thatcher. Para aktivis antikapitalis berteriak-teriak, "Maggie, Maggie, Maggie" yang disambut dengan teriakan massa "mati, mati, mati". Massa pun menari-nari dan bernyanyi penuh sukacita.
Thatcher meninggal dunia dalam usia 87 tahun setelah mengalami stroke. PM wanita pertama Inggris yang menjabat tahun 1979 itu mengubah politik Inggris saat dia mulai berkuasa. Dia menjadi pemimpin Inggris yang paling berpengaruh dalam masa modern di kancah internasional. | detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar