Karna ini bersifat SHARE , aku minta maap apabila ada kesalahan dalam penulisan nama and gelar . Post ini tidak bisa dijadikan referensi apapun , krn ini adalah "pengamatan aku secara personal dan subjektif" atas bbrp media lokal maupun media cetak, so silahkan koreksi apabila ada kesalahan dalam hal apapun. *mudah-mudahan sih nggak ada*
pertama aku kenalkan dulu tokoh2 yang bakal terlibat di post aku kali ini
- Antasari azhar Ketua KPK non aktif
- Nasrudin Zoelkarnaen Korban penembak misterius
- Rani Yuliani Istri sirih Nasrudin/ Caddy padang golf
- Anggoro Wijaya DPO KPK yang kabur ke Singapur
- Anggodo Wijaya Adik Anggoro
- Susno Dwaji Komnas PoLri
- BibiT dan Chanda Wakil ketua KPK non aktif
- Ari mulyadi Pengusaha Surabaya
- Yulyanto Masih misterius
CASE 1
pertama aku mulai dari kasus korban tembak Nasrudin Zoelkarnaen
Nasrudin Zulkarnaen (41) ditembak oleh orang tak dikenal pada Sabtu (14/3/2009) siang usai bermain golf di Lapangan Golf Modernland, Tangerang. Dua peluru mengenai kepalanya. Setelah dirawat di RS Mayapada dan RSPAD Gatot Soebroto, Nasrudin meninggal dunia pada Minggu (15/3/2009)Begitu penyelidikian di lakukan , terkuak lah nama om Antasari *cie ie lah om..* ,
kira-kira gini ,
Antasari selingkuh dengan rani yuliani ( istri sirih nasrudin ) ketahuan ama Nasrudin , kemudian Nasrudin ngancem Antasari akan membuka "something" mengenai Antasari , nah Antasari kesel .. dia menyewa pembunuh bayaran untuk membunuh Nasrudin.
like that lah... aku herannya kenapa tante ranie mau-maunya di ajak ke hotel ama om antasari , seperti kata pak Ustad.. "jangan berdua didalam kamar dengan orang yg bukan muhkrimnya , itu HARAM.. " BETULL *gaya aa.gym"
versi lain ada yang mengatakan, kalau Ranie sengaja di kirim oleh Nasrudin , untuk merayu Antasari , i don't know mana yang benar. Kasus ini masih bergulir di pengadilan , jadi belum tau sapa yang salah salah sapa yang benar..!!
CASE 2
Dengan di tangkapnya om Antasari , POLRI semakin gencar melakukan peyelidikan disana sini, hal ini merembes pada kasus baru "Bibit Riyanto dan Candra hamsah .
casenya kira2 seperti ini *pake bahasa kampung biar nggak ribet*
versi 1 = POLRI
Anggoro Wijoyo adalah seorang DPO (Buron) KPK yang melarikan diri ke Singapura atas kasus korupsi yang juga melibatkan Departemen kehutanan. Disini Anggoro yang berada di Singapur mengutus adiknya Anggodo untuk menyuap bbrp anggota KPK agar case nya tidak diperpanjang. Nah.. terus.. Anggoro memberikan uang sebesar 5,1 MILYAR *duit semua bukan daun*
- M. yasin 1M
- Bambang 1M
- Bibit 1,5M
- Chandra 1M
- penyidik 400 juta
- supir 200 juta
- landy chua 1M *1 ember air selokan* haha..
PolRi sempet melakukan TEST KEBOHONGAN pada Ari Mulyadi , wkt mas Ari ngakunya dia yg menyerahkan uangnya secara langsung , test kebohongan says = NGGAK BOHONG, sebaliknya ketika mas Ari merubah pengakuannya and menyebut nama yulyanto , test kebohongan says =BOONG , hal ini di ungkapkan oleh polri wkt Rapat denger pendapat polri and DPR yg berlangsung ampe jam 3 pagi * asik banget tuh uang lemburnya ampe jam 3 pagi boQ*
Versi 2 = KPK
Dengan adanya rekaman percakapan Angodo , dalam versi ini di simpulkan semua adalah sebuah skenario politik. Bahwa tidak betul adanya aliran dana sebesar 5,1M pada bbrp pejabat KPK tsb. Ini hanya sebuah skenario untuk menjatuhkan kinerja KPK . btw.. aku bingung dapet rekamannya dari mana ya? heheh.. *hebat banget tim penyadap nya.. mau donk menyadap epon yayank koe sapa tahu dia juga terlibat skenario percintaan dgn wanita lain *
=======================================
Karna masalah ini belum kelar, and kebenaran masih terkesan blur, masyarakat mulai berpolemik, ada yang mendukung Candra dan bibiT di bebaskan , ada juga yang mengecam cara kerja mahkamah konstitusi yg memutar rekaman pembicaraan Onggodo pada media pers, mnrt mereka , hal ini hanya akan memunculkan sikap apatis masyarakat pada institut kepolisian, simple nya "masalah belum jelas tapi polisi sudah menahan bibit and candra" . Nah bagi yang mendukung Bibit and Chandra , mereka berpendapat berbeda.. semua hal adalah konspirasi politik dimana bbrp okum mulai dengan sengaja memunculkan skenario kriminalitas di lingkungan KPK, hal ini untuk merusak image KPK . And dibentuklah TIM DELAPAN , yang konon di katakan sbg tim idependent , tidak memihak pada KPK ata POLri untuk menyelidiki hal ini.
ha.......
aku nggak bisa commnt banyak.. cuma satu hal, sangat disayangkan apabila polri and KPK nggak bisa saling bergandengan tangan untuk menangkap tikus2 politik di Indonesia. menurut aku pribadi sih "menangkap tikus politik" bukanlah sayembara, yang menang akan dapat hadiah.. alangkah baiknya bila KPK and PolRi bs sejalan. I hope that.. . jayalah negri koe.. MERDEKA...........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar