Kalau ngomongin hal ini , aku malu !! , DULU aku juga selalu demikian , kalau lagi chating , ngbrol , diskusi , tanpa perduli lawan bicara dah bete , aku nya nyerocos terusss.. yang ada di pikiran aku saat itu hanya " Saya benar , dan yang saya lakukan juga demi kebaikan anda" .
ya ya gue tau .. gue DULU nyebelin ?! 
Sekarang kebalikkannya , aku berada di posisi pendengar , ternyata oh ternyata menyebalkan berada di posisi itu. Bukannya aku nggak mencoba menghindari situasi demikian, mulai dari cara halus " wow mau ceramah lagi nih " *sindiran yang akhirnya tak di mengerti* , ngomong blakblakan " sory aku lagi nggak mood ngomong gtan" *lawan bicara masih nyerocos aja , bahkan kita di klaim setan ahirat yang gak mau di tuntun* Jalan terakhir yang paling mujarab. KABUR tanpa basa basi .. 
Yang ada di pikiran aku :
Kita sebagai pembicara terkadang harus mengerti , nggak selamanya apa yang "kita sukai" juga di sukai orang lain .
misalnya aja :
orang yang ngotot lagu rock itu bagus banget.. sementara lawan bicaranya paling sebel ama music rock sukanya ama dangdut, nah si pembicara ini malah keasikan sendiri ama lagu rocknya , kord lagu rock itu gini gini gitu gitu.. penyanyi top nya gini gini gitu gitu.. pokoknya elo kuno banget masa sukanya ama dangdut.. rock itu selera dunia,
reaksi gue:
*melongok* dengan ekspresi datar .. sambil ngmg "ohh yess." dia ngmg lagi panjang lebar , gue bales "ohh ya... " dia masih semangat jelasin .. akunya " wow.." ... lalu .. "sep" lalu... "ya ya.." ampe 3 jam kemudian dia bosan sendiri *pdhl ketikannya nggak di baca sama sekali*
misalnya lagi :
amitaba sancai sancai .. landy chua , sampai kapan lu mau main trus.. idup ini ibarat butiran pasir di gurun sahara sadar lah engkau wahai manusia.. amitaba sancai sancai .. lu itu harus tau kalau hidup ini tidak kekal .. lu tau gak apa Tripitaka? coba jawab dan sebutkan ? coba lu sebutkan hari besar agama buddha?.. sini gue kasih tau ( secepat kilat dia copas dgn modal om google ) , pembicaraan ini bukan tidak mendasar loh .. ini referensinya ( lagi lagi cari om goolge) .
reaksi aku:
pikiran aku , ini di ibaratkan anak SD yang baru dapet pelajaran nynyiin lagu " burung kakak tua" , ampe di rumah dia nyanyiin lagu itu sepanjang hari , ketemu kakaknya "kak denger lagu burung kakak tua " , ketemu adiknya.. om nya juga demikian ..pokoknya dia semangat banget krn "UDAH MERASA PINTER NYANYI" nah waktu mama nya denger anaknya nyanyi lagu " burung kakak tua" , biar anaknya SENENG dan MERASA PINTER , mamanya nyanyi sengaja di salah-salahin dan begala nggak ngerti tuh lagu, maka si anak dengan semangatnya ngajarin mamanya nyanyi lagu burung kakak tua. nah anak SD itu merasa "GILE gUE PINTER bangett gitcuu lo..., bego nih mak gue.. males sekolah sih "
Sebuah kejujuran :
Terkadang kita memang sangat bersemangat akan :sesuatu: yang sedang kita tekuni , dan selalu ingin "berbagi, saling share" mengenai :sesuatu: tsb , tapi kita juga harus mengerti , tidak selamanya :sesuatu: kita itu berfaedah buat yang lain , apalagi :sesuatu: itu yang sifatnya opini / buah pikiran / agama /ajaran / keyakinan / kepercayaan , dan akhirnya niat kita sebagai pembicara yang tadinya ingin "saling share" buntutnya "malah jadi pemaksaan kehendak"
Kalau ngomgin egois? kedua belah pihak ya egois , yang satu dengan "egonya yang ingin terus nyerocos" yang satu lagi "egonya yang gak mau dengerin" . akhirnya jadi "pembicaraan yang tidak sehat"
aku pribadi sangat suka bersosialisasi , satu penyakit aku "bosanan" , aku nggak suka topik yang itu-itu aja sepanjang percakapan , terkadang aku bisa serius , tapi untuk chating aku lebih suka obrolan ringan yang menyenangkan . NAH mungkin disini yang harus kamu sinkronkan dengan diri kamu , pilihlan pendengar yang tepat , jangan memaksakan atau mengabaikan bila si pendengar sudah mulai gelisah dan bete dalam percakapan . Jadilah pribadi yang menyenangkan untuk orang lain^^
" Berhentilah berbicara ketika orang sudah tidak ingin mendengarkan "
sory buat orang-orang yang dulu sering aku "ceramahin" n bagi mereka yang merasa di "obrolin"di postingan ini , ITIKAD hati "sebuah kejujuran demi persahabatan" 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar