Rawan Yaghi, Mahasiswi Cantik Asal Gaza Yang Mendapat Beasiswa Dari Oxford

Rawan Yaghi, Mahasiswi Cantik Asal Gaza Yang Mendapat Beasiswa Dari Oxford

Rawan Yaghi, Mahasiswi Cantik Asal Gaza Yang Mendapat Beasiswa Dari Oxford - Namanya Rawan Yaghi, seorang gadis berusia 19 tahun dari wilayah Gaza yang punya sejarah panjang konflik Palestina-Israel. Saat ini, dia masih tercatat sebagai mahasiswi Universitas Islam Gaza.

Namun, dia sedang bersiap untuk melanjutkan pendidikan di Universitas Oxford setelah meraih beasiswa untuk program Linguistik dan Bahasa Italia.

Kenyataan ini semakin membuka mata dunia internasional bahwa Palestina selalu memperhatikan kualitas pendidikan bagi generasi mudanya meski di bawah tekanan konflik berdarah yang berkepanjangan.

Saat ditemui oleh tim reportase BBC, penampilan gadis ini seperti halnya perempuan muslim lain yang berhijab, berkacamata dan sekilas nampak seperti kutu buku.

Dengan mengapit novel Catch 22 di lengannya, Rawan Yaghi sangat antusias dengan rencana studinya di Oxford. Baginya, ini akan menjadi pengalaman berbeda namun menyenangkan.

Di Gaza, pendidikan adalah hal yang sangat berharga. Di sana, hanya terdapat tidak lebih dari 7 universitas dengan populasi 1,7 juta jiwa.

Rawan Yaghi sendiri mengharapkan pengalaman belajar yang berbeda di Oxford. Sarana pendidikan di Gaza memang sangat jauh berbeda jika dibandingkan dengan negara-negara lain. Di Gaza, seorang guru bisa mengajar ratusan pelajar.

Selain itu, ada banyak perbedaan budaya yang harus dihadapi oleh Rawan. Di Universitas Islam Gaza, mahasiswa dan mahasiswi diajar di tempat yang terpisah. Namun dia merasa bisa terbuka terhadap segala perbedaan budaya di lingkungan barunya nanti.

Rawan juga mengaku jika dia pasti akan merindukan kampung halamannya. Tapi dia akan berusaha keras karena ada tujuan penting yang harus diraihnya di Oxford. Sebelumnya, gadis ini hanya sekali meninggalkan wilayah Gaza ketika dia bersekolah di Amerika Serikat.

Memang, Rawan Yaghi memiliki kesempatan terbaik demi pendidikannya. Namun ada hal unik di balik beasiswa dari gadis yang menyukai J.K. Rowling tersebut. Sebagian biaya kuliah Rawan Yaghi akan ditanggung oleh mahasiswa di Oxford’ Jesus College. Sebagai bagian dari program beasiswa Jesus College Junior Members, telah disepakati bahwa biaya persemester sebesar 3.90 Poundsterling (5.90 dolar) akan ditanggung oleh mereka.

Program ini dibentuk oleh seorang lulusan Oxford, Emily Dreyfus yang menyadari bahwa ada banyak pelajar di Gaza yang jarang punya kesempatan untuk menempuh studi di universitas terbaik Inggris ini.

Emily dan rekan-rekannya juga mengakui bahwa program ini cuma bisa menyumbakan jumlah kecil. Namun mereka mengaku sangat bahagia untuk terlibat dalam kontribusi tersebut. Sumbangan tersebut akan mencapai angka 6.300 Poundsterling untuk biaya hidup Rawan selama setahun. Jumlah itu hanyalah sebagian kecil dari perkiraan 30.000 Poundsterling pertahun untuk menyelesaikan program studi selama 4 tahun.

Tetapi pihak universitas telah setuju untuk membebaskan 60 persen biaya kuliah. Selain itu, sisa dari biaya akan ditanggung oleh 3 badan amal yaitu Program Beasiswa Hani Qaddumi, Qattan Foundation dan Hoping Foundation yang membantu seluruh pengungsi Palestina di seluruh dunia.

Rawan termasuk satu di antara penduduk Gaza yang jarang bisa meninggalkan wilayah mereka. Blokade yang dilakukan Israel di wilayah Gaza telah membuat warga Palestina kesulitan untuk bepergian. Apalagi jika ingin ke luar negeri, mereka harus berangkat melewati Israel.

Dahulu, Israel menolak ijin dari para pelajar Palestina untuk pergi belajar ke luar negeri. Dan sepertinya Rawan akan berangkat ke Oxford meninggalkan Gaza melalui wilayah Mesir. Emily berharap jika Rawan akan mendapat sambutan hangat di lingkungan barunya nanti. Dia yakin bahwa Rawan akan menghabiskan waktu sebaik mungkin bersama teman-teman barunya.

Sementara itu, Rawan juga berniat untuk menceritakan sisi lain dari kehidupan Gaza. Menurutnya, ada banyak orang yang berpikir bahwa apa yang selalu terjadi di Gaza adalah perang dan politik. Bagi Rawan, Gaza bukan sekadar masalah perang dan konflik dengan Israel. Namun itu juga soal keluarga, teman dan cinta.

Bahkan ia tetap berniat untuk kembali ke Gaza seusai masa studi 4 tahunnya nanti, meskipun peluang untuk masa depannya terbuka lebar. Dia juga masih belum memikirkan rencana setelah menyelesaikan program beasiswanya di Oxford. Baginya, Gaza adalah tempat untuk pulang meskipun ada banyak hal buruk di sana. | uniqpost.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *

Back To Top